Memahami Borderline Personality Disorder
Hai, pembaca yang ingin tahu lebih banyak tentang dunia kesehatan mental! Sudah pernah mendengar tentang Borderline Personality Disorder atau sering disebut Gangguan Kepribadian Ambang? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa itu Borderline Personality Disorder, gejalanya, penyebabnya, serta bagaimana cara pengelolaan dan perawatannya. Yuk, mari kita mengenal lebih dalam!
Apa Itu Borderline Personality Disorder?
Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah gangguan kepribadian yang ditandai oleh perubahan emosi yang intens dan cepat, ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, gambaran diri yang buram, dan impulsivitas. Orang yang punya BPD suka banget berubah-ubah emosinya, kadang marah, kadang sedih, dan kadang hampa. Ini juga membuat hubungan mereka dengan orang lain jadi labil
Gejala Borderline Personality Disorder
Beberapa gejala umum yang sering muncul pada BPD meliputi:
1. Ketidakstabilan Emosi
Perubahan emosi yang intens dan cepat, sering kali menyebabkan marah, kesedihan, atau perasaan hampa yang mendalam.
2. Hubungan yang Bermasalah
Kesulitan dalam menjaga hubungan interpersonal yang stabil dan sehat, sering kali bergantian antara idealisasi dan devaluasi terhadap orang lain. Tiba-tiba suka banget sama seseorang, terus tiba-tiba ngerasa benci.
3. Gambaran Diri yang Buram
Mereka sering bingung sama siapa diri mereka sebenarnya. Gambaran diri bisa berubah-ubah, dan mereka sering merasa hampa atau kosong.
4. Tindakan Impulsif
Penderita BPD sering ambil keputusan impulsif, seperti belanja berlebihan, seks beresiko, atau konsumsi zat terlarang.
Penyebab Borderline Personality Disorder
Penyebab pasti BPD belum sepenuhnya dipahami, namun faktor genetik, lingkungan, gangguan neurobiologis dapat berperan, pengalaman traumatis, penelantaran, atau kehilangan pada masa kecil juga dapat meningkatkan risiko perkembangan BPD.
Cara Menangani Borderline Personality Disorder
Pengelolaan BPD butuh perjuangan dan dukungan. Terapi dialektikal perilaku (DBT) sering direkomendasikan, karena mengajarkan mereka cara mengatur emosi dan hubungan secara lebih sehat. Terapi individu, kelompok, atau dukungan obat juga bisa jadi pilihan. Paham dan mendampingi bisa bantu mereka merasa lebih baik dan menemukan jalan menuju pemulihan yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar