Apa itu Toxic Positivity? Kenali Ciri dan Cara Menghadapinya

Di zaman sosial media ini, pasti sering liat orang-orang yang selalu ngumbar senyum dan positif di mana-mana, kan? Tapi, hati-hati, di balik senyum tipis itu bisa jadi ada yang namanya "toxic positivity" yang bisa berbahaya buat mental kita.

Apa itu toxic positivity

Apa itu Toxic Positivity?

Toxic positivity adalah kecenderungan kita untuk selalu memaksakan diri untuk berpikir positif dan bahagia, bahkan ketika kita lagi ngalamin masalah atau kesulitan yang sebenarnya bikin kita down atau stres. Kita jadi ogah banget untuk nerima emosi negatif atau sedih, dan malah berusaha ngehindarin atau ngabaikan perasaan itu.

Ciri-ciri Toxic Positivity

1. "Keep Smiling"

"Senyum dong, jangan sedih!" Nah, kalimat klasik ini sering banget kita dengar kalau lagi ngalamin masalah atau kesedihan. Padahal, emosi itu manusiawi. Gak selalu bisa senyum terus menerus, kan? Kita butuh ruang buat menerima dan mengungkapkan perasaan kita.

2. "Semuanya Bakal Baik Kok"

Ini juga sering banget didengar, kan? "Jangan khawatir, semuanya pasti bakal baik-baik aja kok." Eits, tapi gak selalu setiap masalah bakal cepat hilang dengan sendirinya. Kita perlu proses untuk meresapi dan menyelesaikannya dengan baik.

3. "Pikirkan Positifnya Saja"

"Kalau mikir positif, semuanya akan jadi lebih baik." Gak selalu begitu, guys! Mikir positif itu penting, tapi jangan mengabaikan fakta dan kenyataan yang ada. Terkadang kita butuh menghadapi masalah dengan realistis dan rasional.

4. "Beresin Masalah Sendiri Aja"

Nah, ini juga berbahaya. Toxic positivity bisa bikin kita malu atau ragu buat minta bantuan atau berbagi masalah dengan teman-teman atau keluarga. Padahal, dukungan sosial itu penting buat kita melewati masa-masa sulit.

Toxic Productivity: Bahaya Produktivitas yang Berlebihan

Dampak Toxic Positivity

Gak bisa dipungkiri, toxic positivity bisa bikin kita jadi under pressure. Kita merasa kalo kita harus selalu bahagia dan positif, padahal itu gak realistis. Kita jadi mengabaikan perasaan negatif, dan itu bisa berakibat buruk buat mental dan kesehatan kita.

Kita jadi bisa merasa gak dihargai atau dianggap remeh ketika mengungkapkan perasaan atau masalah kita. Akhirnya, kita jadi memendam perasaan sendiri dan gak bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

Menghadapi Toxic Positivity

Jangan salah, gak ada yang salah dengan berpikir positif. Tapi, penting buat kita menerima bahwa hidup itu gak selalu berjalan mulus. Ada masalah dan kesedihan yang kadang perlu kita alami dan hadapi dengan jujur.

Jangan ragu buat ngungkapin perasaan dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat. Kita bukan robot, kita manusia dengan emosi dan perasaan yang beragam.

Jadi, mari kita hindari toxic positivity dan jadi lebih terbuka dan empati terhadap diri kita sendiri dan orang lain. Kita bisa kok tetap berpikir positif, tapi juga bisa nerima perasaan negatif dan belajar dari setiap pengalaman yang kita hadapi. Remember, hidup itu ngga harus selalu perfect, tapi kita bisa grow dan jadi lebih kuat dari setiap masalah yang datang. You got this!💪

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Psychological Reactance atau Reaktansi Psikologi

Kurus Kering vs. Makan Lalu Muntah: Perbedaan Anoreksia dan Bulimia

Mengenal Good Girl Syndrome - Penyebab dan Cara Mengatasi