Body Shaming di Kalangan Laki-Laki
Tidak hanya perempuan yang menjadi sasaran body shaming. Kondisi ini juga seringkali berdampak negatif pada laki-laki. Mereka merasa tertekan karena harus memenuhi standar kecantikan masyarakat dan psikologis mereka terganggu. Karena laki-laki juga memiliki perasaan. Meskipun di luar tampak biasa saja.
Lelaki sering merasa tertekan untuk memenuhi standar kecantikan fisik masyarakat yang menekankan ini. Selain itu, mereka percaya bahwa mereka harus memiliki tubuh yang dianggap "ideal" oleh masyarakat. Laki-laki seringkali dibebani dengan ekspektasi bentuk tubuh mereka yang tersembunyi di balik six-pack abs dan otot-otot yang sempurna.
Laki-laki juga dapat mengalami gangguan psikologis akibat body shaming, seperti halnya perempuan. Bagaimana rasanya jika seseorang selalu dikritik karena penampilannya? Sedih? Marah? Merasa tidak dihargai? Laki-laki yang mengalami body shaming cenderung kehilangan kepercayaan diri mereka. Mereka mungkin tidak nyaman ketika berada di tempat umum atau di sekitar orang lain. Bagaimana mereka bisa bahagia jika mereka terus-menerus disalahkan karena bentuk tubuh?
Selain itu, laki-laki menghadapi tekanan sosial untuk memenuhi standar kecantikan. Norma sosial yang menuntut fisik yang kuat dan atletis seringkali membuat mereka merasa tertekan. Karena stereotip maskulinitas, lelaki diharapkan kuat dan tampan. Tubuh ideal seperti itu hanyalah fantasi masyarakat kita. Sangat sedikit orang yang bisa mencapainya tanpa banyak usaha dan dukungan.
Hentikan body shaming pada laki-laki dan mempertanyakan fisik mereka. Setiap orang memiliki hak untuk merasa nyaman dan percaya diri dalam kulit mereka sendiri, tanpa takut dikritik atau dihakimi oleh orang lain. Ubah persepsi kita terhadap standar kecantikan fisik. Setiap orang mempunyai daya tariknya masing-masing. Mulai mencoba untuk menghargai keragaman tubuh dan melihat nilai-nilai di luar penampilan.
Komentar
Posting Komentar